Kamis, 01 November 2012

Guru di Mata Saya...

Beberapa hari yang lalu saya melihat berita disalah satu stasiun televisi swasta yang memberitakan mengenai guru yang “kurang” memahami anak didiknya. Guru tersebut melakukan kekerasan fisik terhadap anak TK. Selain itu, terkadang ada juga terdapat kesalahpahaman antara guru dan siswa mengenai peraturan yang harus diterapkan. Guru memberikan sangsi pada siswa yang melanggar peraturan karena bermaksud untuk mendidik mereka agar menjadi penerus bangsa yang lebih baik. Namun, sebaliknya siswa salah mengartikan sangsi tersebut dan menganggapnya sebagai hukuman dan berbuntut panjang pada proses meja hijau. Jadi, timbul pertanyaan saya sebenarnya bagaimana peran guru dimata siswa saat ini?


Saya mulai mengenal dan mengingat orang diluar keluarga saya sebagai guru ketika menginjak usia lima tahun. Taman kanak-kanak merupakan tempat saya mulai bersekolah. Orang-orang bilang saya ini  termasuk anak yang moody-an karena sering kabur dan tidak sampai sekolah alias mogok sekolah. Di masa ini saya memiliki ingatan yang menyenangkan di masa sekolah. Saya tidak pernah mengingat ada guru yang memarahi atau menghukum saya dengan keras ketika saya tidak mengerti dengan peraturan yang harus saya jalani. Guru-guru memberikan saya sebuah kenangan masa-masa indah bermain di TK yang membuat saya ingat dan ketika dewasa ingin mampir ke sekolah saya itu padahal saya termasuk siswa yang agak sulit diatur dan nakal.

Usia sekolah saya lanjutkan dari sekolah dasar hingga SMA.  Di sekolah dasar juga terkadang saya memiliki kenangan tersendiri dengan guru-guru. Saya ingat kalau dulu saya tidak mau diam dan berlari-lari bermain kucing-kucingan. Sebelumnya, kami sudah diperingatkan untuk tidak bermain diluar lapangan sekolah. Alhasil kaki saya terjebak di sebuah lubang. Saya menangis. Gurulah yang pertama kali menenangkan saya di kantor guru sebelum orang tua saya datang ke sekolah. Dan lagi-lagi saya merasa ingin kembali ke masa ini ketika saya melewati sekolah saya. Begitu pula di SMP, saya termasuk siswa yang biasa saja di kelas. Saya pernah mendapatkan nilai 4 di mata pelajaran PPKN tapi guru saya tidak mengatakan saya bodoh atau menghukum saya. Beliau memberikan saya kesempatan untuk mengiktui ujian remedial untuk memperbaiki nilai itu dengan wajah yang ramah. 

Selain itu, di SMA saya pernah mendapatkan nilai sebuah mata pelajaran IPA dibawah rata-rata sehingga semangat untuk belajar pun hilang. Namun, seorang guru memberikan gaya mengajar yang berbeda dari guru-guru yang lain. Saya ingat kata-kata beliau di pertemuan pertama kami bahwa belajar itu sistemnya memberi dan menerima. Beliau akan memberikan yang terbaik untuk mengajar kami dengan syarat beliau mendapatkan hasil kerja kerasnya berupa nilai-nilai dan proses kerja keras kami untuk belajar dalam memahami pelajaran yang beliau ajarkan. Saya merasakan bahwa guru yang menghargai upaya saya dalam mengerjakan tugas dengan memeriksa serta memberikan masukan kepada saya dapat membuat saya lebih baik dan bersemangat untuk mengikuti kelasnya.

Selain itu, saya pernah menonton sebuah drama dari Jepang mengenai siswa-siswa yang dianggap hopeless untuk bisa melanjutkan pendidikan karena mereka sangat kurang dalam semua mata pelajaran. Namun, berkat kepercayaan dan arahan pendidikan yang tepat mereka mampu untuk mendobrak pandangan-pandangan negatif bahwa mereka bukanlah siswa yang pandai. Berbagai metode kreatif mereka gunakan untuk menarik minat siswa dan membuat siswa mampu untuk menghadapi kelemahan mereka.

Berdasarkan pengalaman dan beberapa drama yang saya lihat saya menyimpulkan bahwa peran guru sebagai pendidik adalah mereka yang dapat menyesuaikan karakteristiknya dengan karakteristik siswa sehingga siswa merasa nyaman dan bersemangat untuk menjalani aktivitas di kelasnya dan selalu ingin kembali berjumpa dengan kelas tersebut. Kepercayaan dan pandangan positif dari guru terhadap siswalah bahwa mereka memiliki potensi untuk berhasil yang mampu mengantarkan mereka menjadi generasi penerus bangsa. Begitulah peran guru dimata saya.. Seorang pendidik yang percaya, melihat, dan menggerakkan siswa sebagai individu yang memiliki potensi positif. Peran sebagai pendidik memang bukanlah hal yang mudah, namun beberapa guru berhasil menunjukkan nilai dan peran seperti itu dimata saya sebagai siswa ketika saya masih menjalani masa-masa sekolah.

Lalu bagaimanakah peran guru dimata para siswanya saat ini?.